First Love
Menemukan draft ini di antara sekian banyak draft blog yang tak sempat terpublish di komputer.
Entahlah.
Dan kemudian emosi itu muncul lagi.
Ah,
bisakah ini menjadi yang terakhir kalinya?
Mengenangnya?
Wednesday, 01 August 2012.
“Cinta putih yang kan kau beri
Namun tak sempat kau ungkapkan
Mengisi kehampaan hatiku disini
Sebening embun pagi
Luruh menetes di dedaunan
Kutangisi kepergianmu cinta”
Namun tak sempat kau ungkapkan
Mengisi kehampaan hatiku disini
Sebening embun pagi
Luruh menetes di dedaunan
Kutangisi kepergianmu cinta”
Tadi pas mau
wudhu buat Magriban, tau-tau aja nyanyi lagu itu. Dan tiba-tiba semuanya kayak rol
film. Keputer di otak, potongan-potongan memori itu dateng begitu aja.
Dan berusaha menahan diri buat enggak galau.
Sepulang dari tarawih, buka-buka folder di komputer dan…
menemukan kumpulan postingan blog ketiga. Yang di salah satu postingan itu ada
tentang ini. Tentang lagu dan kenangan itu. Tentang orang itu. Tentang dia.
Di postingan itu, aku ngegalau habis-habisan tentang
masalah ini. Pas itu awal tahun 2010, dua tahun yang lalu—lebih malah. Kejadian
itu udah empat tahun berlalu, kalau dihitung dari tahun ini. 2008. Middle of August. Dan kenyataan itu pahit emang. Sekarang itu
awal bulan Agustus.
Oh mein.
Aneh enggak sih. Aku udah dua tahunan ini suka sama Korea-an.
Kemana-mana nyanyinya lagu Korea, dikit deh lagu Indonesia yang aku tahu selama
dua tahun terakhir ini. Tapi, kenapa aku bisa nyanyiin lagu yang udah lama itu?
Itu lagu udah dari tahun 2007 lho! Kenapa juga harus lagu itu? Kenapa juga
harus… kehampaan hati?
Sakit nginget kejadian empat tahun yang lalu itu. Padahal
udah empat tahun lho! EMPAT TAHUN! Waktu itu masih ababil banget—meski sekarang
masih—jadi kemana-mana kepikiran mulu.
Jangankan pas empat tahun itu! Waktu tujuh tahun yang
lalu, pas aku ninggalin semuanya, aku masih keinget terus sama dia. Padahal waktu
itu masih kecil banget buat tahu tentang masalah ini.
Aku tahu, aku emang tipe orang yang susah move on dan
selalu keinget sama yang lama. Tapi enggak segininyakan? Udah nyaris
sembilan tahun yang lalu dari aku kenal dia. Udah hampir tujuh tahun yang lalu
aku ninggalin semuanya. Dan udah empat tahun yang lalu dari cerita itu. Tapi…
kenapa?
Sampai sekarang, aku masih belum tahu kebenarannya itu
gimana. Apakah pas itu temenku emang nyeritain yang bener? Atau jangan-jangan
cuma lelucon? Tapi, gimanapun itu, aku masih keinget sama dia—sama kamu. Meski aku enggak yakin, kamu masih inget aku apa enggak.
Dan sama kayak postingan 2010/01/30 itu… aku persembahin
lagu ini buat kamu, lagi.
aku ingin engkau ada disini
menemaniku saat
sepi
menemaniku saat gundah
berat hidup ini tanpa dirimu
ku hanya mencintai kamu
ku hanya memiliki kamu
menemaniku saat gundah
berat hidup ini tanpa dirimu
ku hanya mencintai kamu
ku hanya memiliki kamu
aku rindu
setengah mati kepadamu
sungguh ku ingin kau tahu
aku rindu setengah mati
meski tlah lama kita tak bertemu
ku slalu memimpikan kamu
ku tak bisa hidup tanpamu
aku rindu setengah mati kepadamu
sungguh ku ingin kau tahu
ku tak bisa hidup tanpamu
aku rindu ...
sungguh ku ingin kau tahu
aku rindu setengah mati
meski tlah lama kita tak bertemu
ku slalu memimpikan kamu
ku tak bisa hidup tanpamu
aku rindu setengah mati kepadamu
sungguh ku ingin kau tahu
ku tak bisa hidup tanpamu
aku rindu ...
Well, is it true that first love never dies?
I don’t
know,
but it’s unforgettable:)
Dan aku,
yang masih di sini dan terkadang merindumu.
잘가요........
첫사랑,안녕.......
안-안녕......
행복해야돼........
Cheers,
Comments