Dunia Fana
Mungkin bagi sebagian orang, ungkapan yang dituangkan dalam bentuk tulisan tidak begitu berarti apa-apa. Sebagian orang menjunjung bahwa sikap dan perlakuan nyata adalah bentuk ketulusan yang sebenarnya. Tapi bagiku, bentuk kasih yang dituangkan dalam bentuk uraian kata maupun perlakuan nyata sama-sama bernilainya.
Empat tahun yang lalu, di tengah kehampaan sekaligus kesibukan menjalani tugas magang, aku menemukan tempat singgah baru di dunia maya dengan bermain peran menjadi karakter orang lain, lebih tepatnya sebagai idol Korea. Roleplayer atau RP merupakan dunia interaksi secara maya melalui platform twitter yang cukup ramai digandrungi oleh fans fandom—khususnya di fandom Korea mungkin? Sedikit menggelikan mengingat sebenarnya aku sudah terjun di dunia itu sejak menginjak sekolah menengah atas, sekitar delapan tahun yang lalu, meskipun lebih banyak masa 'menghilang' daripada bermainnya.
Pada waktu itu, aku bertemu dengan teman-teman yang menyenangkan. Kami membuat squad (semacam geng) dan tiada hari tanpa canda tawa dan kelakuan-kelakuan konyolnya. Pada saat itu pula, karakterku bertemu dengan sosok partner yang baik. It was really nice. Kehadiran mereka kala itu benar-benar mengisi sedikit ruang kosong di tengah rutinitas. Meski pada akhirnya kebersamaan itu hanya berlangsung selama beberapa bulan saja (well, nothing last forever, right?) tapi pertemuan singkat itu sangat berarti buatku, sampai-sampai kumenuliskan nama squad-nya di kata pengantar skripsi, haha.
Sesunggguhnya, dunia RP itu lucu. Kita hanya mengenal seseorang hanya dalam hitungan hari, namun rasanya seperti sudah mengenal sangat lama. Sebagai orang yang kesulitan membangun hubungan dan berinteraksi dengan manusia di dunia nyata, bersosialisasi secara virtual masih meninggalkan banyak tanda tanya bagiku. Maksudnya, bagaimana bisa kita merasa se-attach itu dengan seseorang padahal kita hanya berinteraksi intens melalui kata. Kita bahkan tidak mengenal sosok nyata di balik karakter-karakter idol itu. Bagiku, karakter yang kita mainkan adalah persona dari diri sendiri.
Btw, sedikit lucu
di masa pandemi sekarang interaksi juga lebih mengandalkan secara virtual. Kita
menemukan banyak orang-orang baru dari interaksi secara daring, bahkan tidak jarang ada juga yang menumbuhkan
benih-benih perasaan. Orang-orang mempertanyakan bagaimana itu bisa terjadi. Well, it's weird but that's how relationship in roleplayer world works (:
Saat ini aku sudah menyelesaikan kehidupan di dunia fana itu. Aku meninggalkan kehidupan karakter-karakter yang kubangun di balik wajah idol Korea dan sudah benar-benar tidak ada niatan untuk kembali lagi seperti yang dulu-dulu terjadi. Kehidupan di dunia nyata memang keras dan terkadang menjemukan, mencari pelarian juga bukanlah suatu kesalahan. Hanya saja... mau sampai kapan? Ditambah lagi di umur sekarang yang sudah semakin lelah menjalani kehidupan bersosial (yeah I am really bad at socializing and it's getting worse day by day) rasanya aneh mengandalkan kehidupan bersosialisasi dengan teman-teman virtual yang bahkan tidak dapat kuajak untuk bisa mengenal lebih jauh ke dunia nyata (let's say: the boundary).
So, yeah.
Btw, biasanya bagi sebagian orang yang pernah atau masih main RP jarang ada yang bilang ke orang lain di luar circle pertemanannya. Karena, entahlah, mungkin karena sebagian orang yang tidak tahu apa itu dunia RP menganggapnya sebagai hal aneh. Padahal sebenernya seru tau hidup serasa menjadi idol Korea, berinteraksi layaknya manusia antar idol dengan imajinasi dan garis miring atau plot 😛 Rasanya hidup menjadi lebih hidup walau semua afeksi itu diungkapkan melalui kata. Setidaknya hal itu yang membuatku merasa tidak menyesal-menyesal amat pernah 'nyemplung' di dunia mainan seperti itu.
Seperti yang kubilang sebelumnya, mungkin bagi sebagian orang uraian kata yang dilontarkannya terasa biasa dan tidak bermaksud apa-apa. Tapi, bisa jadi uraian kata yang mendukung itu menjadi sangaaat berarti bagi yang menerimanya. It helped me to get through the hard times.
Teruntuk kamu... salah satu karakter kesayanganku dan ‘Joo’, terima kasih... kata-kata yang kamu kirimkan waktu itu mampu dan masih membantuku untuk terus berjalan dan bertahan. Semoga hal-hal baik akan selalu menyertaimu.
Ps.
Tulisan ini dibuat sebagai bentuk berdamai dengan diri
sendiri. It was nice. Thank you.
Comments